Rangkaian Radio Crystal , Konsep, dan Analisisnya

 

Rangkaian Radio Crystal , Konsep, dan Analisisnya

Radio Crystal Sederhana

Sebuah radio crystal tersusun dari bagian antenna, Rangkaian Penala, peak detector dan sebuah headphone. Radio crystal merupakan rangkaian radio yang paling sederhana Skema rangkaian radio sederhana dapat sobat perhatikan di bawah ini.
Gambar 1. Rangkaian Radio Crystal dan Bentuk sinyalnya
Sumber Gambar : allaboutcircuit.com

Rangkaian tersebut merupakan rangkaian radio yang sederhana, dengan komposisi sinyal modulasi AM dan Sinyal setelah melewati detector. Secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut:
Antena akan menangkap sinyal radio yang dipancarkan oleh sebuah transmitter. Sinyal radio yang ditangkap oleh antenna akan ditala pada bagian C1 dan L1, kemudian akan dibandingkan resonansinya, sesuai frekuensi bagian penala. C1 merupakan kapasitor variable, sehingga perubahan nilai kapasitansi akan berpengaruh pada frekuensi penalaan. Dioda detector berfungsi mengambil sisi puncak dari sinyal yang kemudian masuk ke bagian filter capasitor. Sinyal berbentuk sinyal audio lemah yang kemudian diumpankan ke headphone. Sinyal ini sangat kecil, sehingga hanya bisa didengarkan melalui headphone, jika sobat menghubungkan output dari rangkaian radio crystal ini ke penguat audio, maka akan dapat didengarkan lewat loud speaker.

Radio Crystal Dengan Transistor Tanpa Bias

Pada rangkaian radio crystal yang menggunakan sebuah transistor tanpa bias, mampu menghasilkan sinyal output yang lebih kuat dari pada menggunakan diode detector. 


Gambar 2. Rangkaian Radio Crystal dengan Transistor sebagai Detecor


Transistor akan mendapatkan setengah siklus positif dari bagian RF, yaitu mendeteksi adanya modulasi audio. Penggunaan transistor ini dapat memperkuat sinyal meskipun tidak seberapa, karena tanpa diberi bias secara langsung. Sinyal keluaran dari transistor pada bagian kolektor terhubung dengan headphone magnetic dengan impendansi 2000 Ohm. Jenis Transistor yang digunakan PNP yang terbuat dari bahan germanium, dengan VBE 0,2 Volt. Penggunaan bahan germanium lebih diutamakan dari pada bahan silicon, karena titik kerjanya yang lebih rendah. 

Radio Crystal dengan Penguat Transistor Self Bias

Rangkaian radio crystal dengan transistor sebagai penguat, memposisikan transistor bukan sebagai detector, namun menjadi sebuah penguat dengan bias tersendiri. Sinyal RF dari antena yang berbentuk modulasi Amplitudo akan diambil sisi positifnya oleh dioda detector, kemudian masuk ke basis transistor. Pemberian bias pada transistor jenis PNP  melalui R, akan memperkuat sinyal audio dari output detector. Headphone dengan impendansi 2000 ohm terhubung dengan output colektor dari transistor. Sinyal yang masuk ke headphone lebih besar karena adanya penguatan dari transistor yang diberi self bias. 

Penggunaan Radio sederhana diatas merupakan salah satu bentuk eksperimen dan bukan untuk dijadikan sebagai konsumsi public, dimana radio pada jaman sekarang lebih mudah diakses dengan kualitas RF yang bagus dan audio yang high fidelity. Penggunaan microkontroler dan PLL yang include dalam sebuah modul  yang sederhana. Penggunaan radio dengan arduino juga bisa bersifat lebih fleksibel.

Namun seberapa canggihnya teknologi radio saat ini. Generasi radio crystal merupakan sebuah penemuan yang luar biasa pada masanya. Demikian artikel tentang radio crystal, semopga bermanfaat.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url